Nilai hanyalah hasil sebuah perjuangan
Yang takkan berarti ditengah manusia di jamannya
Karena keterlambatan tekhnologi dan logika
Kebiasaan umum dan awam menyudutkan
Seiring dengan kepentingan serta kekuasaan


--JACK--

Thursday 23 May 2013

HATI


“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.”(Al Fajr: 27-28)

"Hendaklah setiap manusia mensucikan hatinya agar memperoleh ketenangan jiwa dengan cara berada kepada Allah. Karena hati itu adalah raja dari jasad, dengannya anggota badan di perintah, apabila ia baik maka anggota badannya akan menurutinya begitupula sebaliknya. Sesuai dengan sabda Rasulullah “Ketahuilah di dalam jasad ada segumpal daging apabila baik maka akan baik seluruhnya dan apabila buruk maka akan buruk seluruhnya.” (HR Muslim)

Abi ‘Inabah Al-Khaulani r.a meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda “Sesungguhnya Allah memiliki bejana dari penduduk bumi, dan bejana Rabb kalian adalah hati hamba-hamba-Nya yang shalih. Hati yang paling dicintai-Nya adalah yang paling lembut dan lunak.” Di riwayat lain “Hati yang paling halus, yang paling bersih,dan yang paling keras.” Kemudian ali bin Abi thalib menafsirkan, “Paling keras hati itu mengenai agama, paling bersih mengenai keyakinan, dan paling halusnya (lembut dan lunak) kepada saudara-saudaranya.”

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia (yang mengikuti Rasulullah) adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath:29)

Rasulullah saw menyerupakan hati dengan bejana, karena hati adalah bejana yang menjadi tempat bagi kebaikan dan kejahatan. Hati orang-orang baik akan bergolak dengan kebaikan, sedangkan hati orang-orang jahat akan bergolak dengan kejahatan. "Sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang di riwayatkan Ummu Salmah “Apabila dikehendaki oleh Allah kebajikan pada seorang hamba, niscaya dijadikanNya orang itu memperoleh pelajaran dari hatinya.” (HR. Abu Manshur Ad Dailamy, dengan isnad hasan)

"Dan juga hadits Rasulullah saw yang di riwayatkan dari Abu Said Al Khudry, “Hati seorang mukmin itu bersih, padanya pelita yang bercahaya gemilang. Dan hati orang kafir itu hitam pekat.” (HR. Ahmad dan Thabrani)

"Dan apabila hati itu cenderung kepada kejahatan maka ia akan menuruti hawa nafsunya sehingga dia tersesat, sebagaimana firman Allah swt “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al Jaatsiyah:45)

"Hendaklah setiap manusia memperhatikan hatinya, karena hati merupakan sarana untuk ma’rifah (mengenal) Allah dan bukan anggota badan yang lain. "Dengan hati manusia mendekati (taqarrub) kepada Allah, dan dengan hati pula manusia mengenal Allah" "Sebaliknya anggota badan hanyalah sekedar pengikut, pelayan dan alat yang digunakan oleh hati, Ia dipakainya laksana pemilik memakai budaknya, pemimpin menerima layanan rakyatnya.