Nilai hanyalah hasil sebuah perjuangan
Yang takkan berarti ditengah manusia di jamannya
Karena keterlambatan tekhnologi dan logika
Kebiasaan umum dan awam menyudutkan
Seiring dengan kepentingan serta kekuasaan


--JACK--

Friday, 29 October 2010

UMAR YANG TERHORMAT


Umar bin kkaththab masuk islam ketika mendengar pembuka dari surat Thaha
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufal bin Abd Uzza bin Raba’ah bin Abdillah bin Qurth bin Huzail bin Ady bin Ka’ab bin Luway bin Fihr bin Malik. Dari sini kita ketahui keluarga Umar mempunyai pengaruh dan kekuasaan besar yang keturunannya berasal dari suku Quraisy.
Garis keturunan Umar bin Khattab bertemu dengan Nabi dalam leluhur generasi ke delapan yang bertemu pada moyang mereka yang bernama Ka’ab.


Pada suatu malam beliau (Umar bin kkaththab) datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Nabi.
Waktu itu dalam sholatnya Nabi membaca surat al-Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya, lantas berkata pada dirinya sendiri "Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy, Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 "Sesungguhnya Al Qur'an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya" (menyatakan bahwa Al Qur'an bukan syair), lantas beliau berkata, "Kalau begitu berarti dia itu dukun." Kemudian beliau mendengar bacaan Nabi ayat 42, "Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya" (menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, "Telah terbetik lslam di dalam hatiku."

Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi dan dalam perjalanan beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah, Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau kemana wahai Umar?" Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad." Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?" Maka Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu." Tetapi lelaki tadi menimpali, "Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesungguhnya adik perempuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini."

Kemudian Umar bin Khattab bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an surat Thaha dari Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan tentang suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa." Umar bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian." Iparnya menjawab, "wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?" Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya

Umar bin Khattab berkata, 'Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.' Maka adik perempuannya berkata," Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!" lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya.

Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian beliau minta ditunjukkan dimana keberadaan Rasulullah, Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, "Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam' Waktu itu Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa." Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa kalian?" Mereka menjawab, 'Umar (datang)!" Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "... Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab."

Dan dalam riwayat lain: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar."Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."